Selasa, 19 Oktober 2010

Alat Input Stetoskop Littmann Electronic Berteknologi Bluetooth Dan GPS Informasikan Kemacetan Secara Langsung

Arsip untukOktober 5, 2009

Stetoskop Littmann Electronic Berteknologi Bluetooth Mudahkan Tenaga Medis Rekam Detak Jantung

20aug09_3mstethz
Kemajuan teknologi rasanya belumlah cukup bila dunia medis kita masih saja menggunakan teknologi yang lama. Justru teknologi gunanya adalah untuk dapat membantu mendeteksi penyakit dan mengobatinya. Sudah menjadi kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan dengan teknologi yang cukup canggih, selain untuk mempermudah, teknologi juga dapat digunakan untuk dapat membuat tingkat akurasi mendiagnosa pasien dengan benar. Salah mendiagnosa tentu akan berdampak buruk, akibatnya bukannya malah sembuh namun pasien akan bertambah sakit.
Salah satu alat penting dalam dunia medis adalah stetoskop, yang selama ini sering sekali kita lihat digunakan oleh dokter ketika ingin memeriksa detak jantung kita apakah normal atau tidak. Alat bantu dengar tersebut sepertinya sudah amat kuno bila dibandingkan dengan teknologi yang ditawarkan oleh stetoskop 3M Littmann Electronic Stethoscope yang dapat digunakan dengan menggunakan teknologi dan berkomunikasi melalui bluetooth. Kalau dilihat dari modelnya memang terlihat sama dengan stetoskop biasa. Dengan adanya bluetooth ini tentu akan memberikan kemudahan bagi dokter untuk dapat menganalisa tanpa dibatasi jarak terlalu pendek dengan pasiennya.
Tidak hanya itu saja, stetoskop canggih ini memiliki kemampuan untuk menolak suara berisik dari luar, selain itu Anda juga dapat merekam dan mendokumentasikan irama detak jantung pasien. Wah, canggih sekali ya! Semoga saja nantinya produk medis canggih ini bisa segera tiba di Indonesia.
Sumber : Berita Teknologi.com








090828-gps-01
Kemajuan jaman tak selamanya berdampak positif bagi kehidupan kita. Banyak hal yang kita lihat di lingkungan kita seperti banyaknya polusi dimana-mana akibat pembangunan yang ada. Tak terkecuali kita pun harus sarapan dengan asap-asap kendaraan ketika harus bepergian melalui jalanan di antara kemacetan kota. Hal ini sepertinya sudah harga mati bagi penduduk kota besar. Lalu adakah solusi yang baik untuk ini?
Tentu pemerintah sudah berupaya dengan baik untuk memberikan solusi mengenai kemacetan. Bila di kota besar seperti Jakarta misalnya, pemerintah sudah memberlakukan jalur Busway untuk dapat mengurangi kendaraan, namun ternyata masih banyak saja yang menggunakan kendaraan pribadi, sekalipun sudah diberlakukan juga sebelumnya jalur 3-in-1. Tapi satu atau dua cara saja tentu tak akan bisa menjadi solusi.
Para peneliti dari NAVTEQ yang telah menganalisa lebih dalam mengenai sistem informasi geografis menemukan bahwa untuk kendaraan-kendaraan yang sudah dilengkapi dengan fungsi GPS, akan lebih menghemat waktu di jalan sekitar 18 persen dibandingkan bagi mereka yang tak menggunakan GPS sama sekali.
Kalau di luar negeri sendiri masih terus dikembangkan GPS ini untuk dapat mendeteksi wilayah-wilayah macet dan arus macet. Selain itu kendaraan akan dapat dinavigasikan ke jalanan alternatif yang tak terkena macet untuk mencapai tujuan. Akan sangat membantu sekali seandainya GPS ini sudah benar-benar bisa dimaksimalkan. Kalau dikalkulasikan seorang pengemudi bisa menghemat waktunya mencapai 4 hari per tahunnya bila mereka menggunakan GPS dalam perjalanannya tersebut. Selain itu dengan adanya penghematan waktu ini tentu pula akan mengurangi sedikit banyak 21 persen gas karbon dioksida yang dihasilkan oleh kendaraan. Wah, kapan yah kendaraan di Indonesia akan banyak menggunakan GPS dan apakah ini cukup efektif hindari kemacetan?
Sumber: Berita teknologi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar